25 April 2011

KRI Clurit-641 Perkuat Armada Kapal Perang TNI AL

25 April 2011

KRI Clurit 641 kapal baru jenis FAC-M untuk TNI AL (photo : Antara)

BATAM, TRIBUN- Mentri Pertahanan Republik Indonesia (RI), Purnomo Yosgiantoro menegaskan kedepan tidak ada lagi cemehan untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebab saat ini TNI sudah memilik armada perang yang cukup bagus dan patut diandalkan.

Bahkan yang membanggakan lagi, armada perang yang baru ini, KRI Clurit-641, merupaka buatan atau produksi anak dalam negeri. "Jadi kedepan tidak perlu lagi kita minder, sebab kwalitas armada perang kita juga tidak kalah dengan tentara yang ada di luar sana," tegas Purnomo.

KRI Clurit-641 ini, terang Purnomo merupakan kapal perang jenis Kapal cepat rudal (KCR-40), dimana jarak tembak rudalnya itu mencapai 80 km.

"KRI Clurit-641 KCR-40 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pedadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul serta mampu menghindar dari serangan lawan dalam waktu singat pula," terang Purnomo.

Kapal yang berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter dan berat 250 ton ini, tambah Purnomo memiliki sistim pendorong handal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak atau hancur yang besar karena dilengkapi persenjaan rudal C-750.

"Kelebihan kapal perang ini, dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih berupa sensor weapon control (Sewaco), meriam caliber 30 mm, 6 laras sebagai close in weapon system (CIWS) serta meriam anjungan 2 unit caliber 20 mm," papar Purnomo.

Selain itu, kapal Clurit-641 KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar sampai 50 ton, air tawar 15 ton, 35 orang anak buah kapal dan masih mampu memuat 13 personel pasukan Khusus.

"Kapal ini juga memiliki peralatan navigasi yang akurat, sehingga memberikan keyakinan keamanan bernavigasi," sebut Dia.

Begitu juga dengan alat komunikasi, tambah Purnomo KRI Clurit-641 KCR-40 juga sudah dilengkapi peralatan komunikasi yang mampu digunakan untuk melaksanakan komunikasi antar kapal permukaan dan pesawat udara dalam satu kesisteman. Sehingga diharapkan mampu memberikan efek deterrence bagi pertahanan negara.

(TribunNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar